Cari Blog Ini

Selasa, 05 Juni 2012

PROPOSAL TENTANG FONOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk dilihat dari sejarahnya tidak pernah hidup menyendiri, bersuku atau berbangsa. Mereka saling berhubungan dalam usaha membentuk kesatuan terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam berbagai upaya memenuhi kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Hubungan yang dilatarbelakangi oleh adanya kontak sosial antara beberapa masyarakat, langsung maupun tidak langsung membawa akibat terjadinya kontak budaya. Dalam situasi yang demikian akan terjadi prosespengaruh mempengaruhi dan serap-menyerap unsur budaya lain. Semakin rapat lingkungan pergaulan mereka semakin besar pula pengaruh budaya yang masuk di dalamnya. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi merupakan tanda kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh manusia. Namun, kemampuan berbahasa harus diusahakan dan harus dipelajari secara formal maupun informal sebelum manusia memiliki kemampuan ini. Bahasa daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional berfungsi antara lain sebagai alat komunikasi antar warga satu suku, meskipun dalam kegiatan komunitas tertulis sebagian besar menggunakan bahasa indonesia. Disamping itu, bahasa daerah juga berfungsi sebagai bahasa pengantar di sekolah terutama di kelas permulaan utamanya dibeberapa daerah perdesaan. Kita menyadari bahwa bansa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan lata budaya yang berbeda-beda yang mendiami berbagai daerah terbentang dari ujung utara Sumatera sampai ujung selatan Irian jaya. Berbagai suku bansa ini tercermin pada keanekaragamanbudaya dan kelompok-kelompok suku yang merupakan subbudayanya nasional sesuai dengan motto yang tertulis pada lambang Negara yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika”(berbeda-beda tetap satu juga). Bahasa, baik bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia(BI) maupun bahasa daerah (BD) sebagai dari upaya mendapat tempat tersendiri dalam kebudayaan indonesia yang perlu dilindungi dan di bina. Hal ini selaras dengan bunyi penjelasan bab XV pasal 36 undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945. Sebagai satu bangsa yang multietnit diasosiasikanbahwa warga Negara Indonesia pada umumnya paling sedikit menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa daerah (bahasa ibu) dan bahasa indonesia dalam interaksi sosial budayanya. Bahasa daerah dipakai untuk keperluan komunikasi antar warga sesuku, meskipun dalam kegiatan komunikasi antar warga sebagai bagian integral kebudayaan, tidak dapat lepas dari masalah diatas (Kontjaraningrat, 1975:6). Salah satu bahsa daerah Sulawesi Tenggara adalah bahasa Tolaki. Bahasa Tolaki merupakan bahasa daerah yang memiliki fungsi dan kedudukan cukup penting dalam kehidupan masyarakat Tolaki. Bahasa ini berfungsi sebagai bahasa ibu, bahasa pergaulan, bahasa pengantar sekolah dasar, alat komunikasi utama dalam kehidupan sehari-hari serta berfungsi sebagai alat pendukung kebudayaan daerah seperti tercermin dalam berbagai bentuk kesenian dan adat masyarakat Tolaki. Upacara-upacara adat pada umumnya disampaikan dengan bahasa Tolaki. Dengan demikian, jelas bahwa pemakaian bahasa indonesia oleh masyarakat yang berbagai ragam dalam berkomunikasi itu akan menimbulkan interfensi, termasuk penggunaan bahasa indonesia oleh murid-murid sekolah dasar beralamat di daerah perdesaan jarang menggunakan bahasa Indonesia . bahasa indonesia hanya digunakan di sekolah, sedangkan di rumah atau dilingkungan masyarakat pada umumnya mereka menggunakan bahasa daerah. Faktor lain yang mempengaruhi interferensi ini adalah adanya kemiripanbeberapa kataterutama bahasa-bahasa yang masih sempurna. Seperti halnya suku-suku bangsa di Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat suku Tolaki disamping menggunakan bahasa daerah sebagai alat komunikasi juga menggunakan bahasa Indonesia. Namun, dalam penggunaan kedua bahasa tersebut ada yang mampu menggunakan sesuai dengan norma-norma masing-masing bahasa tersebut, tetapi adapula yang kurang mampu, terutama murid-murid sekolah dasar yang baru belajar bahasa Indonesiasebagai bahasa kedua. Pemakaian bahasa Indonesia oleh murid-murid tersebut akan dipengaruhi oleh bahasa Tolaki, baik sistemnya maupun dalam bentuk bunyinya. Istilah interferensi terkandung arti pengaturan kembali pola-pola yang disebabkan oleh masuknya elemen-elemen asing ke dalam bahasa yang berstruktur lebih tinggi, misalnya dalam sistem fonemis, sebagian besar morfologis dan sintaksis, serta beberapa perbendaharaan kata (Rindjin, 1981:22). Sebagai mana dikemukakan di atas dalam bahasa Indinesia, kata-kata yang dapat dipelajari dalam waktu tertentu, terbatas sekali jumlahnya. Bahasa ibu yang pokok dipelajari oleh anak yang baru pandai berbicara dengan susah payah kata-kata itu merupakan bagian kebudayaan yang ada di lingkungan yang baru dikenalnya. Dia mempelajari pula kata-kata itu untuk memungkinkan membuat kalimat yang diinginkannya. Di sekolah dia belajar menuliskan kata-kata secara tidak terbatas sesuai dengan kurikulum sekolah (Lado, 1964:115). Sering kita menyaksikan kenyataan sehari-hari banyak kalimat bahasa indonesia yang dituturkan oleh murid-murid tidak lagi memenuhi struktur pola kalimat bahasa Indonesia, sesuai dengan data di lapangan bahwa masyarakat Tawanga adalah masyarakat pada umumnya sebagai penutur bahasa daerah Tolaki dan pengaruh kuat terhadap bahasa Indonesia sehingga sulit untuk mempelajari bahasa indonesia sebagai bahasa kedua. Oleh sebab itu, untuk mengetahui ada tidaknya interferensi tersebut dalam bahasa Tolaki ke dalam bahasa Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan penenlitian tentang interferensi fonologis bahasaTolaki dalam bahasa Indonesia 1.1.2 Masalah Dalam penelitian ini diarahkan untuk masalah “bagaimana interferensi Fonologis Bahasa Tolaki dalam Penggunaan Bahasa indonesia” 1.2 Tujuan dan Mamfaat Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh seperangkat data serta informasi yang lengkap tentang inferensi fonologis bahasa Tolaki dalam penggunaan bahasa Indonesia. 1.2.2 Mamfaat penelitian Adapun mamfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi faktual tentang kemampuan menggunakan kosakata bahasa Indonesia 2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa indonesia. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang sifatnya lebih mendalam dan relevan dengan obyek penelitian ini. 1.3 Ruang Lingkup penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Interferensi bahasa berupa penghilangan fonen b. Interferensi bahasa berupa penggantian fonen 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari salah tafsir, perlu pula dijelaskan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Interferensi adalah pengaruh bahasa sebagai akibat kontak bahasa, dalam bentuk yang paling sederhana, terjadi berupa pengambilan satu unsur dari suatu bahasa dan dipergunakan dalam hubungan dengan bahasa lain. 2. Fonologis adalah subdisiplin linguistik yang khusus mempelajari bunyi-bunyi bahasa. 3. Penggunaan bunyi-bunyi yang berbahasa lain dalam dua sistem 4. Bahasa Tolaki adalah bahasa daerah bagi masyarakat suku tolaki yang mendiami wilayah kabupaten Kendari kolaka dan Konawe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar